Terima Kasih

Terima kasih atas waktu luang anda membaca tulisan ini,... semoga ada manfaatnya....

Yang Mengikuti,....

03 September 2008

Kemiskinan

Ketika orang-orang saat ini ramai-ramai menjual / menggadaikan kemiskinan. Saya jadi teringat ; Tidak seperti dahulu pada jaman orde lama memasuki orde baru dimana satu anak dikatakan anak miskin oleh temannya akan mengakibatkan perkelahian/ pertengkaran (padahal saat itu anak tersebut memang miskin secara materi) hal ini memang kondisi orang tuanya yang sebagai tenaga buruh kasar dan lain sebab. Untuk hal yang satu ini " anak orang miskin" pun akan terusik harga dirinya dan merasa terhina sehingga kalau perlu berkelahi bagi siapa yang mengata-ngatai miskin bagi yang bersangkutan dan keluarganya.

Beda dengan saat ini kemiskinan rupanya bukan menjadikan "kemaluan" lagi. Dimana orang-orang saat ini memiskinkan dirinya, baik sebenarnya cukup berada sekalipun. Dimana lurah pun kalau jaman dulu terhormat saat ini banyak yang miskin. Bayangkan saat ini orang berkelahi gara-gara tidak dimasukkan keluarga miskin, karena ujung-ujungnya apabila tidak dikatakan miskin tidak akan dapat BLT (Bantuan Langsung Tunai). Dan saat ini banyak lurah yang ikut menjarah Beras "RASKIN". Dan yang lucunya kalau dulu anak-anak yang berkelahi, saat ini orang tua yang berkelahi.

Tapi saat orang-orang di kota besar berebut untuk dikatakan miskin. Saya masih menemui seorang supir taxi "Blue bird" yang masih mempunyai naluri kemanusiaan yang rasional, dimana dia bercerita bahwa dirinya telah memarahi istrinya yang sibuk mencari kartu keluarga, dimana kartu keluarga tersebut akan didaftarkan kedalam keluarga miskin. Bahwa dirinya tersinggung dimana dirinya masih mampu untuk memnghidupi keluargannya, sedang istrinya menggadaikan harga dirinya untuk menggadaikan kemisikinan hanya untuk uang Rp.100.000,- . Nasehat suami kita tidak akan miskin gara-gara tidak diberi BLT dan kita tidak akan kaya gara-gara diberi BLT.

Mudah-mudahan ini semua menjadikan pelajaran bagi kita semua