Terima Kasih

Terima kasih atas waktu luang anda membaca tulisan ini,... semoga ada manfaatnya....

Yang Mengikuti,....

06 Januari 2009

PUISI BUAT ANAKKU



Anakku ........ engkaulah buah hatiku.
Kasih sayangku padamu tak terkikis oleh waktu.
Ku selalu memandang wajahmu yang damai ....
Ketika engkau sedang tidur.
Aku tersenyum melihat senyummu, engkau pasti bermimpi indah.
Anakku ........
Aku selalu merasa bahagia mendengar ceria candamu,
Aku sering merasa cemas mendengar langkahmu berlari, takut engkau terjatuh.
Jantungku berdegup mendengar isak tangismu.
Aku tak ingin kau bersedih, aku tak ingin engkau dilanda nestapa.
Anakku ........
Kini engkau telah dewasa, dan aku mulai tua dan pikun.
Tak banyak yang aku pinta.

Tetaplah sabar dan cobalah mengerti tentang diriku.
Kalau aku tidak mau makan tepat pada waktunya jangan marah padaku
Kenang saja ketika aku menyuapi dirimu dengan kesabaran
Kalau aku merenggek meminta sesuatu darimu .... bersabarlah, saat itu aku meminta, biasanya bukan untukku tetapi untuk cucuku yang juga tak lain anakmu
kenang saja ketika aku selalu berusaha memenuhi rengekkanmu ketika engkau meminta keperluan sekolah; sepatu yang sudah kesempitan dan bolong, tas sekolah dan seragam yang sudah lusuh sampai spp yang menunggak sekian bulan sehingga engkau dipulangkan dari sekolah.
Jika aku mengatakan hal yang sama ribuan kali kepadamu .... bersabarlah,
kenang saja ketika aku mengajari kebaikan yang sama ribuan kali sampai engkau bosan.
Kalau aku tidak mau mandi, jangan salahkan atau marahi diriku,
kenang saja ketika aku membujukmu dengan seribu alasan agar engkau mau pergi mandi.
Kalau bicaraku melantur, janganlah gugup .... yang terpenting bukanlah omonganku,
tapi aku tetap bersamamu, yang mendengarkan kata-kataku.
Bila kakiku sudah berat untuk melangkah, jangan paksa aku berjalan,
ulurkan saja kedua tanganmu,
seperti aku lakukan ketika membimbingmu pada langkah pertamamu.
Suatu hari nanti kau akan tahu, di samping kesalahan-kesalahanku .....
aku ingin melakukan yang terbaik untukmu ... untuk jalan hidupmu.
Kau tak harus merasa sedih, marah atau tak berdaya melihat aku di sampingmu.
Cobalah untuk mengerti dan bantulah diriku,
seperti yang aku lakukan padamu ketika engkau memulai hidup ini.
Bila di suatu masa nanti aku berkata aku tak ingin hidup lebih lama lagi,
janganlah bersedih, cobalah faham ..........................
usia bagiku bukanlah hidup tapi hanyalah bertahan hidup, tolonglah aku pada akhir hayatku.
Aku akan memberimu do’a, senyum dan cinta tak terhingga,
yang selalu kumiliki hanya untukmu.
Selamat tidur anakku, semoga Tuhan tetap bersamamu.

Banjarbaru, 31 Desember 2008.
Buat Anakku Fhadilla dan Aditya (suatu saat kelak) , kakak-kakak dan adikku