Terima Kasih

Terima kasih atas waktu luang anda membaca tulisan ini,... semoga ada manfaatnya....

Yang Mengikuti,....

30 Juli 2009

CATATAN DARI MALAYSIA

BY : Catatan Bonny Samodra (disalin sesuai aslinya)

Alhamdulillah pada 25-26 Juli Allah perjalankan kami menghadiri PELATIHAN di Bangi, ILSAS, Malaysia.. Berikut cuplikan hal yang menjadi perbincangan di waktu tersebut. Semoga menjadi pengajaran bagi kita.

PERTANYAAN : APA BEZA ILHAM DENGAN SUARA HATI?

Jawaban pak Abu : jangan percaya suara hati. Di alquran Allah tidak sebutkan suara hati. Allah ilhamkan pada jiwa (diri) ilham fujur dan takwa. Allah pula yang jadikan orang cinta iman dan benci kekufuran (q49.7). Contoh : Orang-orang yang menerima nikah mut'ah (dari Shiite) hatinya tidak akan terganggu, karena mereka tidak merasa ada pelanggaran dengan pernikahan tersebut. Bagaimana jika diterapkan pada kita?

Orang-orang diluar agama kita, tidak terganggu hatinya atas penyembahan yang mereka lakukan. Suara hatinya tidak menolak, karena mereka melihat mereka benar. Ada rasanya juga yang buat mereka senang.. ISLAM tidak akan sama. Kalau sama, maka tidak ada beza jika kita berpindah pindah agama.

039:003. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (AZ ZUMAR)

Hati kita bergantung pada sejauh mana dia menerima informasi sebagai kebenaran. Jika di ulang-di ulang dan di ulang, dipraktekkan oleh banyak orang, bisa jadi hatinya akan membenarkan. ILHAM ada dasarnya di AL QURAN. "suara hati" bikinan siapa? Ikut yang mana?

Lebih baik saya mengajak kembali ke Al Quran, Perhatikan Al Quran :

091:007. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 091:008. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 091:009. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 091:0010. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (ASY SYAMS)

049:007. ... tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (AL HUJUURAT)

006:115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 006:116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). 006:117. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. (AL AN'AAM)

PERTANYAAN : APA YANG BAPAK SAMPAIKAN HARUS PULA DAPAT DICERNA AKAL, BAGAIMANA NAK TINGGALKAN AKAL?

Jawaban pak Abu : hati-hati dengan logika. Karena yang kita sebut logic adalah referensi yang telah diterima dari indera dan pikiran banyak orang. Apa yang pernah kita baca. Untuk sesuatu yang kita tahu ada referensinya, jika ada alat ukurnya secara materi, maka kita sebut masuk akal.

Kalau tak ada.. maka kita sebut tak masuk akal.. sebab akal belum punya referensi.. Betulkah demikian?

Sedangkan apabila dalam kita menjawab sebuah soalan kita dasarkan pendapat orang, sebenarnya kita belum gunakan pikiran kita. Kita pakai pikiran orang. Akal kita belum benar-benar kita gunakan. Kita masih berpikir semu...

Bagaimana orang mau jelaskan. Alim Lam Mim... Nuun... tidak ada riwayat para sahabat menanyakan hal tersebut pada Rasul. Sebab dalam hal keimanan mereka tidak dewakan akal tapi mereka gunakan hati, tempat Allah menurunkan ilham... Para sahabat para salih, menerima dengan keyakinan, dengan iman.

Bagi saya, sesuai petunjuk Al Quran.. orang yang berakal adalah mereka yang mengawali dengan proses berdzikir.. dari proses mengamati penciptaan Allah... Apakah seorang Dokter menciptakan manusia ataukah, mereka hanya mempelajari ilmu tentang tubuh manusia?

003:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 003:191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (ALI 'IMRAN)

045:004. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, 045:005. dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. 045:006. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (AL JAATSIYAH)

PERTANYAAN : MUHAMMAD SAW SAJA BELAJAR DENGAN MALAIKAT JIBRIL, BAGAIMANA PAK ABU NAK BELAJAR LANGSUNG PADA ALLAH?

Jawaban pak Abu: Tak kenal maka tak sayang.... Puan puan, mak cik. Saya bukan nak mengaku murid langsung dari Allah Subhanahu Wa ta'ala..

Allah sendiri yang katakan 'allamal insaana maa lam ya'lam.. apa terjemahnya?

096:005. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (AL 'ALAQ)

Dalam shalat kita berbicara pada siapa, kita meminta kepada siapa, kita berdoa pada siapa.. Langsung tidak? Apakah perlu kita mengingat wajah guru kita dalam shalat? Tidak akan sampai kita ke Allah... Langsung ... tanpa perantare, tanpa betare, tanpa avatare.

Untuk para Nabi dan Rasul kesalahan mereka menjadi jalan hadirnya syariat, jadi bukan salah... mereka maksum terbebas dari kesalahan. Kita tak lah... apa jadinya jika tak ada syariat sujud sahwi untuk mereka yang lupa dalam shalatnya... Karenanya wahyu pada manusia diberikan melalui rasul, utusan, malaikatullah.

Sedangkan ILHAM Allah berikan secara langsung kepada tiap diri manusia...

(bisa di tambah) : 092:012. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk, (AL LAIL)

026:132. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. (ASY SYU'ARAA)

==================================================

PERTANYAAN JAMAAH DALAM SESSI REHAT

PERTANYAAN (Bp Azlan Ibrahim, Bp. Jamal Nasir, et. al.) : Pak Bonny, bagaimana kita nak abaikan akal dalam perjalanan menuju Allah. Bukankah ini yang membezakan kita dengan hewan?

Jawaban saya : Akal hanyalah instrumen. Layaknya Allah berikan mata untuk melihat, telinga tuk mendengar, kaki untuk berjalan, akal untuk berpikir sehingga dapatlah kita melahirkan gagasan, cari way out. Kita bukan nak matikan akal, hanya jangan dewakan akal. Jangan berhenti di akal.

PERTANYAAN : Bagaimana tentang ayat-ayat Allah?

Jawaban saya : Ayat-ayat Allah, tanda-tanda kebesaran Allah bukan tempat kita berhenti.. Apa nak sampai kita ke Kuala Lumpur jikalau dari Bangi sini (nama tempat acara) kita melihat ada SIGN penunjuk arah ke Kuala Lumpur, lalu berhentilah kita terlena sekedar mengagumi SIGN tersebut. Macam mana mau sampai?

Alam adalah Alamat menuju Alah... Alam dapat mengantarkan orang beriman untuk sampai pada Tuhan Nya... Insya Allah..

075:016. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. 075:017. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 075:018. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. 075:019. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. (AL QIYAAMAH)

Yogyakarta, 28 Juli 2009

Sahabat Dalam Perjalanan.
Banowo Setyo Samodra

Tidak ada komentar: